Sep 5, 2016

Sketching Bareng di International Semarang Sketch Walk 2016



Jenis perjalanan yang paling saya sukai akhir-akhir ini adalah yang memungkinkan saya untuk mensketsa apapun yang menarik sepanjang perjalanan. Lebih asyik lagi kalau memang berupa sketch trip, yaitu perjalanan yang dikhususkan untuk mensketsa. Contohnya, waktu saya mengikuti acara Urban Sketchers Symposium di Singapura di tahun 2015, seperti yang diceritakan di blog Sketchwalkers dan di Steller story saya yang ini.

Sekitar seminggu yang lalu, saya berkesempatan lagi untuk sketch trip. Nggak jauh-jauh, di Semarang saja. Ada hajatan #ISSW2016 alias International Semarang Sketch Walk 2016 selama 3 hari (26-28 Agustus 2016), tapi berhubung saya belum bisa cuti, jadi cuma ikut di hari Sabtu dan Minggu.

Isi acaranya ada sketch walk dan workshop. Sketch walk itu biasanya peserta jalan kaki ke lokasi-lokasi sketsa yang ditentukan panitia, tapi di ISSW kali ini ada juga lokasi sketch walk yang lumayan jauh dan ditempuh dengan bus. 


Menyimak wejangan gambar dari Motulz.


Begitu sampai di Semarang hari Sabtu pagi, saya langsung mengikuti workshop Pak Darman Angir bertema sketsa arsitektur. Saya memang sedang senang menggambar gedung-gedung dan lanskap kota, yang menyebabkan saya lebih suka jalan-jalan di perkotaan akhir-akhir ini. Dan sketsa-sketsa Pak Darman yang kerap saya lihat di Instagram menarik untuk “dipelajari”. Dari beliau, saya tidak hanya diingatkan kembali soal komposisi gambar – foreground, middle ground, background, fokus objek, titik pandang, dsb, tapi juga cara memegang pensil atau pulpen yang pas untuk mensketsa. Menurut beliau, cara saya memegang pensil terlalu tegak. Jempol, telunjuk, dan jari tengah terlalu dekat ke ujung pensil. Sedangkan untuk mensketsa, sebaiknya tangan lebih santai, posisi jemari menjauh dari ujung pensil. Saya sempat mencoba menggeser jemari. Benar lho, hasil goresannya berbeda!

Nggak sempat motret sketsa saya di workshop Pak Darman, tapi ini objek yang saya gambar.


Berselang waktu makan siang saja, kemudian saya mengikuti workshop Vanont Ruksiriphong, sketcher asal Thailand, yang pernah mensketsa bareng waktu saya di Bangkok tahun lalu dengan teman-temannya juga. Materi Vanont adalah tentang mensketsa dengan cat air. Dia mengajarkan untuk mensketsa cepat-cepat saja, sesuai waktu yang dimiliki. Dia bisa bikin sketsa langsung dengan cat air, tapi untuk kelas ini dia mencontohkan untuk menggambar dengan pensil lebih dulu. Waktu yang dia rekomendasikan untuk menggambar bentuk-bentuk dasar dengan pensil tak lebih dari 4 menit, setelah itu langsung pakai cat air. Unik sekali caranya; Vanont seperti melihat warna-warna yang tak kita lihat di suatu objek. Macam-macam warna yang digunakan sekilas seperti asal, tapi sebenarnya sudah dia perkirakan. Terbukti dengan hasilnya yang menggambarkan objek aslinya, walaupun kalau kita lihat secara detail per elemen, nggak ada miripnya. Anak ajaib si Vanont ini.

Mencoba tanpa garis pulpen.

Vanont menjelaskan, cewek-cewek fokus ke penerjemahnya yang imut berkacamata.
Hasil percobaan saya dalam workshop.


Aktivitas sketch walk yang saya sempat ikuti cuma di Candi Borobudur di hari terakhir. Rombongan 8 bus berangkat setelah sketch walk di kuil Sam Poo Kong. Saya sendiri lebih tertarik untuk menggambar Gereja Blenduk di pagi hari, ditemani teman-teman yang kemudian berangkat bareng ke Borobudur naik mobil pinjaman dari Nasmoco, dealer Toyota di Semarang.

Gereja Blenduk ini cakep banget dilihat dari sudut manapun. Karena ingin dapat sudut terbaiknya, terpaksalah saya menggambar dari seberang jalan, di halaman parkir gedung Jiwasraya, hanya dengan perlindungan olesan sun block. Matahari Semarang memang kejam, menusuk kulit tanpa ampun. Sekitar 1 jam (mungkin lebih sedikit) saya duduk di situ, mencoba menerapkan teknik yang diajarkan Vanont. Hasilnya, saya sih kurang puas. Kapan-kapan saya harus mencoba lagi menggambar gereja yang didirikan pada tahun 1753 ini.

Gereja Blenduk dan hasil percobaan saya.

Peralatan sketchwalk, lengkap dengan kursi lipat biar lebih nyaman.


Kira-kira 2,5 jam kemudian kami sampai di Borobudur. Agak kebingungan mencari jalan masuk untuk pengunjung khusus, dan sempat makan siang di salah satu warung di pelataran parker, membuat kami agak lama untuk menyusul peserta ISSW lainnya yang sudah pada mulai menggambar. Karena tak ingin menggambar dengan sudut yang sama dengan kebanyakan peserta, kami mencari sudut menarik di atas candi. Ternyata, di berbagai lantai candi pun sudah banyak sketcher yang sedang menggambar. Ya sudah, akhirnya kami berdiam di lantai 5, kalau tidak salah.

Satu hal yang baru kami ketahui ketika menggambar di candi adalah bahwa cat air (dan cat-cat lainnya, serta arang) dilarang digunakan di candi. Sedangkan teman-teman yang menggambar di lapangan rumput bisa bebas menggunakan cat mereka.  Oh, tidak! Yah, apa boleh buat, sketsa dengan pulpen sudah setengah jadi. Walhasil, sketsa hanya diselesaikan dengan arsir. Anggap saja ini suatu tantangan tersendiri.

Bingung pilih gambar di mana, foto dulu deh.


Borobudur belum selesai.

Banyaknya peserta ISSW2016. Foto dapat dari grup WA USK-Indonesia, sudah diedit begini warnanya.


Bolak-balik Semarang-Borobudur disupiri Kak Motulz.


Malam harinya kami kembali di Semarang. Badan lelah, mata mulai berat. Tapi, penasaran sekali saya dengan kafe Tekodeko yang terlihat menarik dari luar. Sebagai penggemar kafe-kafe lucu, saya bela-belain untuk nongkrong sebentar di sana dengan teman-teman. Pesan minum sedikit, lalu jadilah satu sketsa dengan objek hiasan dinding mereka.

Teko-teko yang menggemaskan.


Barulah setelah itu saya bisa berkemas dengan puas di hotel, bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta keesokan paginya.

Dua hari di Semarang, akhir pekan yang melelahkan, tapi juga menyenangkan.

Terbang pagi buta ke Jakarta.



4 comments:

  1. Hasil karya mu makin manja, kamu ngak pengen endorse cumilebay kak ???

    Desain kancut pake gambar2 sketch mu gitu lho

    ReplyDelete
    Replies
    1. wuiiih, bisa ngehitz banget ntar, sampe kewalahan pesanan! :))

      Delete
  2. mbak sketsa nya bagus2,, sini maen semarang lagi mbak,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasiihh..
      semoga segera ada kesempatan ya untuk saya ke Semarang lagi ^.^

      Delete