![]() |
Bekas kantor VOC yang sekarang jadi perpustakaan. |
Pagi itu Hari Buruh Internasional alias May Day setahun yang lalu. Cuaca musim semi yang dinginnya seperti penghujung musim dingin menemani saya dan Diyan menunggu Flix Bus di halte seberang Antwerpen-Centraal, stasiun kereta Antwerp, Belgia. Layanan bus murah ini datang sedikit telat, seperti yang sudah diperingati dalam testimoni-testimoninya online.
Tiga potong sushi kemudian, yang saya beli di supermarket di belakang halte, tibalah bus yang kami tunggu-tunggu. Begitu melihat paspor kami, sang supir menyapa kami dalam Bahasa Indonesia. Kaget juga, tapi setelah diingat-ingat bahwa banyak orang Indonesia di Belanda, nggak heran juga sih.
Perjalanan bus lancar dan tidak macet seperti yang diwanti-wanti Deazy, teman kami yang sudah bertahun-tahun jadi penduduk Belgia. Memasuki kota Amsterdam, saya mengira akan langsung melihat gedung-gedung tua. Ternyata yang saya dapat adalah pemandangan gedung-gedung modern yang tidak mengesankan dan letaknya pun jarang-jarang, terlihat hampir tak beraturan. Mungkin bukan salah kotanya, tapi harapan saya saja yang berbeda.