Apr 15, 2016

Buka Mata di Bukalapak


Sudah sebulan nggak ke mana-mana, saya senang ketika ada teman-teman blogger, yang pernah jalan bareng ke Singkawang, mengajak untuk ke suatu acara bareng. Acaranya nggak jauh-jauh, di Jakarta saja, tepatnya di Kemang. Tempatnya pun bukan tempat hiburan,  melainkan sebuah kantor! Kantor Bukalapak lebih tepatnya. Tapi walaupun kantor, tempatnya jauh dari kesan garing!

Nah, sebelum saya ceritakan lebih detail tentang kantor seru ini, saya ceritakan dulu sekilas tentang acara utamanya.





Acara Resmi di Gymnasium Warna-Warni

Kamu tahu Bukalapak, kan? Online marketplace yang sedang mencuat di kalangan pembelanja online. Mungkin kamu pun pernah belanja di sana.

Bukalapak ini sekarang mulai bergandengan tangan dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) untuk sama-sama memajukan ekonomi kreatif Indonesia. Dengan banyaknya data dan relasi Bekraf dengan para pelaku ekonomi kecil se-Indonesia, diharapkan semakin banyak dari mereka yang menggunakan platform digital yang telah disediakan Bukalapak. Ibarat kata, kalau dagang secara offline potensi pasarnya cuma sekelurahan, kalau dagang secara online (alias e-dagang) potensi pasarnya bisa senegara, atau bahkan internasional!

Tapi kalau pedagangnya nggak ngerti tentang e-dagang, bagaimana?

Di acara ini, Bukalapak dan Bekraf menjanjikan pendampingan untuk pemasaran online, memfasilitasi hak cipta, mendukung dari segi keuangan, pengembangan bakat, dan pembinaan pengembangan produk kreatif. Lebih detailnya saya pun kurang tahu bagaimana implementasinya, tapi kalau ini berjalan lancar, diharapakan perekonomian Indonesia ikut terdongkrak, apalagi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Kemudian acara bergulir ke penandatanganan MoU antara Bukalapak dan Bekraf, yang merupakan acara puncak sekaligus penutup. Ini perjanjian yang serius banget, dilaksanakan di ruangan penuh warna dan nuansa gymnasium. Suasana tetap menyenangkan, apalagi dengan kudapan dan makan siang lezat, serta live music.





Tur Keliling Kantor Bukalapak

Saat di gymnasium, saya, Rere, dan Sefin duduk di bagian atas bleachers. Dari situ bisa terlihat di belakang kami ruangan kerja para pegawai Bukalapak. Melihat kami yang penasaran, pihak Bukalapak – diwakili Galih dari agency - pun mengajak kami tur keliling kantor. Seperti yang pernah saya lihat di YouTube, desain kantor mereka playful! Aryan, blogger/youtuber yang datang belakangan, ikut juga keliling bersama kami.

Di  pojokan gymnasium tempat acara berlangsung, ada pintu menuju ruang olahraga. Tapi kami nggak masuk ke situ karena baru saja makan bakso dan kue cubit, terlalu kenyang untuk olahraga.

Lalu kami dibawa melewati lorong dengan beberapa ruang rapat kecil. Ternyata, lorong itu menghubungkan gymnasium dengan lobi. Kalau saya bertamu ke sini dan mesti menunggu lama di lobi, sepertinya akan betah, karena banyak gambar di dinding yang bisa dilihat, dengan tema yang meriah pula. Karnaval di lobi kantor.

Naik tangga ke lantai dua, masuklah kami ke area makan. Wah, ada tumpukan piring dan panci bakso malang! Rere tak kuat menahan jeritan hatinya,”Enak banget kerja di sini, makan siang gratis!” Tapi saya yakin, Rere pasti tahu bahwa there’s no such thing as a free lunch.






Melipir sedikit dari ruang makan, masuklah kami ke ruangan dengan berderet-deret meja panjang. Puluhan pegawai Bukalapak duduk berjajar dan berhadap-hadapan, siap menjawab ratusan – mungkin jutaan – email yang masuk dari (calon) pelanggan. Ada yang bagian merespons transaksi, keluhan, dan sebagainya. Yang unik dari ruangan ini adalah kalimat-kalimat motivasi di dinding. Semoga walaupun sudah tiap hari mereka membaca kalimat-kalimat itu, motivasinya terus terkibarkan sehingga Bukalapak bisa memberikan pelayanan maksimal pada pelanggan.

Nah, sampailah kami di ruang yang bikin ke-norak-an kami tak terpendam lagi, yaitu ruang musik. Nggak bosan-bosannya kami berfoto dengan ganti-ganti gaya dan formasi. Di sekolah saja belum tentu ada ruang musik sekalipun ada pelajaran Seni Musik, nah ini di kantor yang semestinya untuk bekerja malah ada ruang musik! Di situ saya jadi merasa ingin bekerja di Bukalapak. Apalagi tiap minggu pegawainya dibolehkan kerja sehari bukan di kantor secara fisik! Nggak heran ya, kalau memang pekerjaannya bisa dilakukan secara online, sesekali bekerja dari luar tak masalah.








Ruangan terakhir yang kami datangi adalah ruangan terbesar dan berada di lantai bawah, yaitu ruangan yang sempat kami intip dari bleachers tadi. Di situ ada  beberapa divisi sekaligus, yang sudah pasti adalah bagian I.T. Kenapa saya tahu itu? Karena ada tulisan “Eat Pray Code” di dindingnya.

Yang saya nggak ngerti, kenapa mesti ada sangkar besar di ruangan itu? Apakah pegawai yang nakal dihukum dengan mesti kerja di situ? Yang jelas, di langit-langitnya memang digantung banyak sangkar burung (kosong). Mungkin mereka ingin mengesankan suasana outdoor, apalagi ada pohon-pohonan di sana. Semacam bekerja dengan suasana taman, begitu mungkin, ya. Bagus juga tuh, supaya bekerja nggak cepat penat.











Selesai dari acara ini, walaupun belum sempat jalan-jalan jauh lagi, saya cukup terhibur karena bertemu dengan teman-teman sesama blogger yang menyenangkan di tempat yang menyenangkan pula. Dan terus terang, pembahasan tentang e-dagang itu sedikit banyak membuat saya berpikir, kapan saya akan merealisasikan rencana berproduksi dan berdagang barang-barang kreasi saya sendiri? 



4 comments:

  1. Kantornya keren macam di kafe yaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa, kafe dan playground.. enak kayaknya kerja di tempat kayak gitu.
      enak mana sama freelance ya? :P

      Delete
  2. Wuihhhhh kantornya Bukalapak asik bangetttt. Duh seru kali ya kalo kerja di situ.

    ReplyDelete