Feb 23, 2017

Yang Membuat Pantai Sekotong Istimewa

Bagi saya, ulang tahun adalah hari yang penting. Mungkin karena keluarga saya terbiasa merayakan ulang tahun. Nggak harus dengan pesta meriah, minimal dengan ucapan selamat, dan kalau bisa saling bertemu, pasti ada cium pipi dan peluk. Jadi, sejak pacaran (dan kini sudah menikah) dengan Diyan, tiap ulang tahun saya ingin ada trip berdua, kalau memungkinkan. Pernah kami ke hanya ke Bogor pulang pergi naik kereta di hari ulang tahun saya. Pernah juga saya terpaksa pergi sendiri ke Gili Gede karena Diyan nggak bisa cuti. Yang paling berkesan sejauh ini adalah waktu kami berlibur di Sekotong tahun lalu.

Senja di Pantai Sekotong


Sekotong berlokasi di Lombok Barat, sebuah area pesisir yang masih agak sepi. Masih banyak yang bertanya “Sekotong itu di mana?”, dan di malam hari pun jalanan maupun pantainya cukup gelap karena nggak ramai penduduknya. Tapi karena sudah ada jalan aspal yang menyusuri pantai, cukup riuh juga bunyi kendaraan bermotor lalu lalang.

Penginapan kami, Villa Yukie, berdiri menghadap pantai Sekotong. Tiga malam kami menginap di sana, hanya di malam terakhir ada tamu selain kami. Mungkin waktu itu masih low season, di bulan Maret. Ada beberapa penginapan lain yang sederetan dengan Villa Yukie. Salah satunya memiliki restoran yang jadi tempat kami makan setiap malam karena dapur Villa Yukie sedang tidak aktif. Malam hari terasa lebih panjang karena nggak ada yang bisa dilakukan selain ngobrol, bermalas-malasan di hammock, atau buka medsos dengan koneksi internet yang tersendat. Suara debur ombak bersahut-sahutan dengan deru mesin kendaraan di jalan raya.

Pagi hari lebih menggembirakan di sana. Diyan, yang biasanya susah betul bangun pagi, kalau liburan malah bangun sebelum subuh. Apalagi waktu itu kami ingin menikmati sunrise Sekotong.

Rinjani muncul di kejauhan saat matahari baru naik
Villa Yukie dilihat dari laut
Diyan di hammock yang kami bawa

Di hari pertama kami island hopping ke tiga gili di dekat Sekotong, yaitu Gili Nanggu, Gili Sudak, dan Gili Kedis. Kegiatannya tak lain dari berenang, snorkeling, dan makan siang di tepi pantai. Cuaca cerah hingga akhirnya angin bertiup kencang menjelang hujan di sore hari. Pemandangan bawah laut di ketiga gili itu, juga di pantai Sekotong, sebetulnya nggak menarik, jauh kalah dari tempat-tempat lain yang pernah saya lihat di Indonesia. Namun saya menikmati island hopping di hari ulang tahun itu. Sepertinya sih, karena kami jalan-jalan dengan santai, nggak ada jadwal yang ambisius.

Sekitar magrib, langit di atas pantai Sekotong berangsur-angsur merona merah dan oranye. Di sisi lain, langitnya berwarna ungu keemasan. Cantik! Saya pernah melihat langit warna-warni menjelang sunset, tapi rasanya saat itu adalah langit warna-warni paling elektrik yang pernah saya lihat. Nggak berhenti-hentinya kami mendongak, menikmati langit. Rasanya, itu adalah salah satu kado yang sangat menyenangkan di trip ulang tahun saya.

Gili Kedis

Baiklah!

Gili Nanggu

Gili Sudak

Sekotong sunset sky

Just wow!


*Lagi-lagi saya sulit memilih cerita untuk 28 Days Blogging Challenge ini, karena temanya adalah ‘best beach experience’. Banyak sekali pengalaman mantai yang sangat berkesan. Tapi saya pilih cerita yang ini karena trip Sekotong yang langsung teringat begitu saya mendengar tema blog.

6 comments:

  1. Cakep banget Sekotong! *masukin daftar tempat yg harus dikunjungi*

    Maret tinggal 5 hari lagi. Yeaay, ada yang mau ultah lagi!

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya ampun komen ini sempat masuk ke Spam! aku baru baca di bulan September :))

      Delete
  2. Ahh.. I miss beach life *pasang hammock*

    ReplyDelete