Jun 5, 2017

Tertib Saat Naik Pesawat




Naik pesawat itu asyik bagi saya. Bisa melihat bumi dari atas, sesuatu yang jarang bisa saya (dan kebanyakan manusia) lakukan. Bisa mencapai tempat lain dengan cepat (minus macet menuju bandaranya). Saya juga suka melihat berbagai hal yang compact di pesawat, seperti meja lipatnya, container makanan yang didorong pramugari, bahkan kompartemen-kompartemen dalam toilet. Namun, ada yang sering mengganggu saya hampir setiap perjalanan naik pesawat, yaitu kelakuan-kelakuan penumpangnya.

Banyak dari para penumpang ini terlihat serba ingin buru-buru, lalu membuat kondisi jadi semrawut. Entahlah mereka memang benar-benar terburu-buru, atau sekadar tidak sabar. Yang jelas, keterburu-buruan ini sering melanggar peraturan yang sudah diperingatkan oleh petugas yang berwenang di bandara ataupun di pesawat. Kalau saja semua penumpang patuh, saya yakin keadaan akan lebih teratur dan nyaman.

Mungkin saya pun pernah luput dari peraturan-peraturan ini sekali dua kali. Sekalian sebagai pengingat untuk diri sendiri, saya mau menjabarkan beberapa hal yang sebaiknya kita perhatikan sebagai penumpang pesawat. Yuk, ikut baca, siapa tahu ada yang kamu pun belum tahu, atau mungkin bisa mengoreksi saya juga. 

Ketika Masuk ke Pesawat 

-       Antre untuk boarding kalau nomor tempat duduk kamu sudah dipanggil.
Beberapa maskapai berusaha mengatur alur penumpang masuk ke pesawat dengan memanggil penumpang bernomor tempat duduk besar (bangku-bangku di deretan belakang). Misalnya dari nomor 15-30, baru setelah itu nomor 1-14. Ini dilakukan jika hanya pintu masuk depan yang dibuka. Bayangkan kalau penumpang bangku nomor 1-14 misalnya masuk duluan dan rempong mengatur tas-tas mereka di kompartemen atas bangku, kemudian penumpang nomor 15-30 akan terhambat untuk mencapai bangku mereka. Semrawut, kan?


-       Matikan semua koneksi ponsel.
Peraturan ini jelas banget disampaikan lewat pengeras suara setiap pesawat akan take-off dengan alasan menjaga keamanan penerbangan. Menurut beberapa artikel yang saya baca, salah satunya ini, satu saja ponsel yang menyala dan digunakan saat penerbangan, sebenarnya cuma berpotensi sedikit dalam mengganggu sinyal radio pilot. Tapi bayangkan kalau satu penumpang boleh menyalakan ponselnya, pasti yang lain juga akan menuntut hak untuk menyalakan ponselnya. Entah untuk apa. Nah, semakin banyak ponsel yang menyala, semakin besar potensi mengganggu radio pilot. Dalam artikel tadi juga diceritakan pernah ada kecelakaan pesawat yang sinyal ponsel menjadi salah satu penyebabnya. Lagipula, apa sih yang nggak bisa menunggu sampai kamu tiba di bandara selanjutnya?


Kalau maskapai tidak mengatur nomor kursi mana yang masuk duluan, apa boleh buat, 'macet' pasti terjadi.


Selama Penerbangan

-       Kursi di depan kamu BUKAN untuk ditendang-tendang.
Sangat kesal rasanya jika kursi saya ditendang-tendang dari belakang. Yang melakukan ini biasanya anak kecil yang iseng. Di satu sisi saya nggak bisa menyalahkan anak kecil, tapi sepertinya mereka pun perlu diajarkan untuk berperilaku tertib, apalagi di tempat umum. Jadi, tolonglah, para orangtua, larang baik-baik anakmu menendang-nendang kursi di depannya. Kalau tidak, ya jangan marah kalau ia ditegur langsung oleh penumpang yang terganggu.

-       Kalau beser, pilih kursi di dekat gang.
Saya termasuk dalam kategori ini. Minum satu gelas saja, tak lama kemudian bisa langsung ingin buang air kecil. Jadi, saya selalu usahakan untuk memilih bangku di dekat gang (aisle seat), apalagi kalau penerbangannya lebih dari 1,5 jam. Dengan begitu, saya nggak mengganggu penumpang lain dengan membuat mereka bangun dari bangkunya, atau bahkan bangun dari tidurnya.


Siapkan mainan atau apa saja yang membuat anak nyaman sehinggak tak mengganggu penumpang lain.


-       Kalau lawan bicara pasang earphone, artinya kamu harus diam.
Saya pernah baca kalimat Larry King di bukunya, “Lebih baik saya terjun dari pesawat daripada harus diam selama penerbangan.” Hm, nggak berlaku untuk saya. Saya lebih baik diam daripada harus terlibat dalam percakapan yang bikin kesal dengan orang tak dikenal. Dan sepertinya banyak orang seperti saya ini. Earphone sering menjadi alat untuk memberi tanda pada lawan bicara bahwa kami, orang-orang yang hanya ingin diam atau asyik sendiri, tak ingin diganggu. Sayangnya, ada saja orang-orang yang masih tetap mengajak ngobrol walaupun earphone sudah disumpal ke kuping. Entahlah mengapa mereka melakukan itu.

-       Bawa sesuatu untuk menyibukkan diri.
Memaksa orang untuk ngobrol, mungkin itu tandanya kamu orang yang gampang bosan. Daripada mengganggu orang lain, kenapa nggak bawa sesuatu untuk menyibukkan diri sendiri? Buku bacaan, earphone sendiri dan playlist lagu favorit, game offline, atau ya tidur saja.

Kalau malas bawa buku, tiap bangku pun disediakan majalah in-flight. Selalu ada yang bisa dilakukan.


Turun dari Pesawat

-       Nyalakan ponsel nanti saja.
Intinya sama dengan poin sinyal ponsel tadi. Sinyal ponsel penumpang, apalagi dalam jumlah banyak, berpotensi mengganggu radio pilot. Tunggulah sampai kamu masuk gedung bandara untuk menyalakan ponsel, seperti yang selalu ditegaskan para petugas di pesawat. Kalau ada hal darurat mungkin beda, ya. Tapi, kalau sekadar posting IG Story atau konfirmasi penjemput di bandara, kayaknya bukan hal darurat, deh. 

-       Untuk apa buru-buru berdiri kalau pintu pesawat belum dibuka?
Ketika pesawat sudah mendarat dan berhenti, seringkali para penumpang langsung heboh berdiri, mengambil tas/koper mereka di kompartemen atas, lalu berdiri di gang seolah-olah sudah akan langsung turun dari pesawat. Padahal, pintu pesawat dibuka saja belum. Kenapa sih nggak pada duduk tenang saja, lalu berdiri, ambil tas, dan langsung jalan keluar pesawat kalau memang pintu sudah dibuka? Apa jangan-jangan mereka pikir dengan berdiri di gang, lantas pintu pesawat akan otomatis terbuka?

-       Di shuttle bus, menyebarlah ke tempat duduk.
Sebenarnya ini bisa berlaku untuk sebelum naik ke pesawat juga. Shuttle bus yang digunakan untuk mengantarkan penumpang ke/dari pesawat biasanya menyediakan kursi menyamping di bagian depan dan belakang. Enak kan, ya, naik bus sambil duduk? Tapi kenyataannya, banyak sekali orang yang suka berdiri saja di bagian tengah, dekat pintu masuk bus yang lebar itu. Yah, hak orang sih untuk lebih suka berdiri daripada duduk. Mungkin juga kakinya masih sangat kuat. Tapi, kalau yang duluan naik bus pada berdiri memenuhi bagian tengah bus, lalu penumpang-penumpang berikutnya kan jadi susah untuk masuk bus. Mereka harus melewati para penumpang yang berdiri umpel-umpelan di bagian tengah untuk bisa duduk di bagian depan atau belakang. Sungguh, saya nggak mengerti dengan logika dan keegoisan orang-orang yang hobi menghalangi jalan orang lain di shuttle bus ini.

Tertib naik pesawat, berarti tertib pula naik shuttle bus. 


Sekianlah beberapa keluhan sekaligus himbauan saya bagi para penumpang pesawat. Kalau ada yang mau kamu tambahkan, silakan. Atau, kalau ternyata poin saya ada yang salah, silakan koreksi, ya.


Hobi sketching bisa sangat membantu agar nggak bosan menunggu pesawat (apalagi yang delayed).





13 comments:

  1. Ada lagi satuuuuu! Kalau tahu aku duduknya di gang, pasti nggak bakal buru-buru naik. Memberi kesempatan penumpang yang duduk dekat jendela duluan. Aaaah, jangan lupa duduk sesuai nomor dan abjad. Orang banyak nggak peduli mana yang di dekat jendela, mana yang di gang. Padahal sudah ada gambarnya ya hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau yang gak peduli kursi aku ngalamin pas di kereta. Udah sengaja milih window seat karena mau mojok tidur, ada mbak2 yang dudukin kursiku. Katanya "Sama aja kok". Aku gak bilang apa-apa, liatin doang. Lalu dia pindah.

      Delete
    2. kadang bingung ya.. orang tuh sebenarnya nggak peduli atau emang nggak ngerti :))

      Delete
  2. Yang bagian anak nendang-nendang kursi depannya itu ampun deh. :(
    Anak-anak ya gimana orang tuanya, kalo ortu ngebiarin ya mereka ga bakalan mengira ada yang salah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga para ortu semakin menyadari hal itu :D

      Delete
  3. Kalau perjalanan pulang, gue lebih suka window seat dan keluar saat udah mulai sepi, nyantai. Kalau penerbangan transit tanpa bawa bagasi dan jedanya pendek, web check in seawal mungkin biar bisa dapet kursi di depan dan aisle seat, biar bisa langsung turun gak terlalu kehambat antrian. Iya hadeh kesel kalo ada yang nendang2 sandaran kursi apalagi flight pagi saat gue kurang tidur -___-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Andaikan semua penumpang thoughtful.. :))

      Delete
  4. Ada lagi dari aku! Semoga orang tahu posisi kursinya yang benar, mana posisi ABC dan DEF. Pernah ada penumpang yang ngotot duduk di kursiku padahal itu kursiku..padahal kalau dilihat tiketnya ketahuan sebenarnya kursinya yang mana hahahahaha...

    ReplyDelete
    Replies
    1. "yang penting ngotot dulu!" mungkin itu prinsip hidupnya :)))

      Delete
  5. Anonymous3:43 PM

    huhuhu, gue pernah ditendang-tendang bocah dari belakang mana pas tidur, jadi kebangun, huhuhu...

    sama satu lagi, kaki menjulur jangan sampai ke depan kursi orang di depan, ini biasanya di posisi window. si Anggey kemarin kebauan karena kaki bapak-bapak di belakangnya maju ke sampingnya, hiiiiy...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wadduuuuh.. bisa ya orang pede banget atau tega banget nyodorin bau kakinya ke orang lain.. >.<
      kalo kondisi kayak gitu kita mesti tega aja negur orangnya ya.. biar gak mual sampe tujuan :))

      Delete
  6. Setuju sama yang nendang2 dari belakang..termasuk juga pencet2 layar inflight kekencangan jadi berasa ditoyor kepalanya wkwkwk

    Kalau soal berdiri di gang saya awalnya sepakat gitu kak.. eh tapi lama-lama yah aku kadang gitu juga kak kalau lagi buru-buru. Biar ini aja sih, udah baris rapi antri jadi bisa langsung keluar. Lagian capek duduk mulu, saya sukanya berdiri di gang deh eheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah, gua gak yakin hampir semua orang di tiap penerbangan itu buru-buru, sampe gak bisa nunggu sambil duduk, apalagi kalo penerbangannya nggak delay. Tapi itu memang asumsi gua aja sih :D

      Delete