Aug 3, 2021

REKOMENDASI SERIAL EROPA DI NETFLIX


Lagi pandemi gini, hobi nonton serial semakin menjadi hiburan penting karena bisa dilakukan di rumah. Maka, saya kepikiran untuk nulis beberapa film seri Netflix yang saya suka, sekalian bisa jadi rekomendasi buat kamu. Tapi saya mau ngedaftar serial dari Eropa aja, yang kebanyakan berbahasa non-Inggris. Alasannya sederhana, karena menurut saya serial-serial ini kurang dapat perhatian dibandingkan produksi Hollywood, padahal kualitasnya nggak kalah bagus dan menawarkan sesuatu yang berbeda. 

Salah satu hal yang saya perhatikan (sejak jaman JIFFEST dulu), penampilan aktor-aktor film Eropa tampaknya nggak se-plastik aktor Hollywood. Lipatan lemak di perut, paha nggak berjarak, susunan gigi berantakan, dan pori-pori besar di wajah, sepertinya lebih punya tempat di layar film-film Eropa. Selera humornya pun kadang berbeda dengan Amerika. Topik cerita dan reaksi-reaksi dalam cerita menambah pengetahuan saya tentang berbagai budaya Eropa. Lokasinya membuat 'travel wishlist' saya bertambah, dan yang nggak kalah seru, saya senang memperhatikan bahasanya. 

Tapi karena saya bukan seorang kritikus atau pemerhati film profesional, daftar ini sungguhlah hanya berdasarkan pada selera pribadi. Siapa tahu selera kita mirip, mungkin kamu bisa dapat ide nonton serial apa lagi setelah ini. 

Ini dia, rekomendasi serial Eropa di Netflix dari saya, dan urutannya hanya berdasarkan apa yang teringat duluan. O iya, SPOILER ALERT, ya! (tapi nggak spoiler-spoiler amat kok!)

1. Derry Girls, Irlandia 

Image from here.

Setting tahun 1990an saat Irlandia Utara repot sama konflik politiknya dan tentara bersenjata berjaga di mana-mana. Tokoh utamanya, Erin, 16 tahun, lebih repot soal cowok yang dia taksir dan segala permasalahan seperti remaja pada umumnya. Erin dan gengnya sering melakukan hal konyol dan bikin masalah sama sekolah, orang tua, maupun sama teman sendiri. 

Walaupun bahasanya Inggris, agak berbeda dengan aksen British. Dan bagi saya, ini malah bikin jadi lebih lucu karena intonasinya kayak nanya dan nyolot melulu. Lokasinya di kota Derry, Irlandia Utara, kota kecil (atau desa) yang masih banyak pemandangan hijau, dengan tembok-tembok bersejarah. Tingkah Erin dkk juga tipikal anak kampung atau anak kota kecil yang cenderung apa adanya dan lepas dalam berekspresi, baik di mimik wajah maupun gerak-geriknya. 

Sebelnya, Derry Girls baru ada 2 season, dan 1 season cuma ada 6 episode. Tapi untuk penggemar The Cranberries, kayaknya bakal suka banget sih serial ini, soalnya theme songnya lagu "Dreams"!

Lihat trailer Derry Girls di sini.


2. Biohackers, Jerman

Image from here

Ini juga baru ada 2 season, dan masing-masing hanya ada 6 episode. Genrenya thriller ilmiah mungkin ya. Ceritanya, seorang mahasiswa, Mia, berusaha membongkar konspirasi seorang profesor yang berhubungan dengan tragedi masa lalu keluarganya. Di season 2 konflik makin dalam, yaitu ingatan Mia selama 3 bulan yang lalu hilang begitu saja sampai-sampai dia sendiri lupa apartemennya di mana dan pacarnya yang mana! Ketika Mia berusaha mendapatkan kembali ingatannya dan membekuk dalang semua kejahatan ini, dia malah menemukan sebuah fakta yang nggak diduga-duga dan bisa menggagalkan semuanya! 

Season 1 dan 2 sama-sama awalnya agak lambat tapi kemudian di tengah-tengah bergulir cepat. Ceritanya seru, bikin saya nunggu season berikutnya lagi! 

Nah, saya ada ketertarikan khusus sama film berbahasa Jerman karena dulu sempat les bahasa Jerman. Jadi, senang aja merhatiin dan mengulang-ulang dialognya karena rasanya seperti belajar lagi! 

Lihat trailer Biohackers season 1 di sini


3. Money Heist, Spanyol

Image from here

"Money Heist" alias "La Casa de Papel" ini  seru banget! Genrenya, action telenovela mungkin, ya. Abisnya, di sela-sela perampokan pabrik uang (part 1 & 2) dan Bank Spanyol (part 3 & 4), ada banyak drama percintaan yang kadang rada lebay ala telenovela. Tapi itu nggak membuat keseruannya berkurang, sih. Bayangin. Sekelompok penjahat berseragam jumpsuit merah dengan topeng Salvador Dali dan dilengkapi persenjataan canggih menyandera orang-orang biasa selama beberapa hari di tempat mereka merampok, dan terjadi bentrokan konflik pribadi antar sesama perampok, antar sesama sandera, dan antara perampok dengan sandera. Ruwet! 

Salah satu hal ikonik serial ini adalah penggunaan nama-nama kota sebagai penyamaran para perampok. Berlin, Nairobi (favoritku!), Denver (favoritku juga karena cara ketawanya!), Tokyo, Rio, Lisbon, Moscow, Stockholm, dan banyak lagi. Ini bikin saya menghayal kalau gabung sama mereka pake nama kota apa ya? Jakarta, Wamena, atau Nganjuk? 

Sebenarnya saya kurang suka mendengar bahasa Spanyol. Mereka kalau ngomong kayak merepet banget, capek dengernya. Tapi gara-gara Money Heist, saya dan suami sering bilang 'Vamos!' kalau mau pergi, dan suka nambahin -ito untuk nama orang. O ya, ada peran yang bernama Arturo alias Arturito di sini. Bukan main dia ngeselinnya! Oh, dan kabarnya, bulan September 2021 ini akan ada season 5nya di Netflix! Duh, nggak sabar mau nonton lagi!

Lihat trailer Money Heist part 2 di sini


4. Sexify, Polandia 


Image from here 

Saya tertarik nonton serial ini karena premisnya: seorang mahasiswa Informatika membuat aplikasi untuk mengukur kepuasan orgasme perempuan demi memenangkan sebuah kompetisi, padahal dia sendiri nggak punya pengalaman seks sama sekali, bahkan belum pernah tertarik sama apapun yang menjurus ke seks. Lalu ada dua orang temannya yang membantu, namun masing-masing membawa masalah kehidupan seks dan cintanya masing-masing, sehingga kerja sama mereka terancam buyar! Banyak banget kemungkinan hal-hal komedi yang bisa muncul dari situasi tersebut, ya kan?

Di "Sexify" saya melihat ada persamaan antara budaya Polandia dan Indonesia. Di situ digambarkan kagoknya pembahasan tentang seks, apalagi antara anak lajang (yang sudah dewasa) dengan orang tua mereka. Ada kesan budaya (permukaan) yang masih konvensional kayak di Indonesia. 

Serial ini baru ada 1 season, terdiri dari 8 episode. Waktu awal nonton, saya nggak tahu Sexify ini dari Polandia. Dari bahasanya saya kira Jerman, tapi lama-lama kok kayak berbeda. Mungkin bahasa mereka agak terdengar mirip dan memang ada kata-kata yang sama/mirip karena secara geografis pun Polandia bersebelahan dengan Jerman. Dengan Denmark juga ada miripnya. "Tak" dalam bahasa Polandia artinya "ya", sedangkan dalam bahasa Denmark artinya "terima kasih". 

Lihat trailer Sexify di sini


5. Borgen, Denmark

Image from here

Drama politik bukan genre yang sering saya tonton, tapi yang satu ini berhasil bikin saya binge-watching. Ceritanya berpusat pada Birgitte Nyborg yang menjadi Perdana Menteri perempuan pertama di Denmark (trivia: PM perempuan pertama di Denmark baru ada setahun setelah serial ini pertama main di TV). Nyborg orangnya idealis dan lihai bernegosiasi, pembawaannya tegas dan baik. Masalah yang dia hadapi mulai dari perang sampai konflik rumah tangganya sendiri. 

Dari serial ini, saya baru tahu apa arti dari 'spin doctor', padahal di tahun 90an saya udah nonton band Spin Doctors live! Kehadiran spin doctor di serial ini bikin makin seru, ditambah lagi dengan kehadiran berbagai media dari TV berita idealis sampai tabloid gosip yang sering bikin situasi makin sulit. 

Ada lagi yang bikin saya suka, yaitu adegan-adegan dan akting di serial ini terasa alami banget. Ekspresi mikro para aktornya bagus! Trivia lagi: Dua aktornya, pemeran Kasper dan Katrine, yang sama-sama sempat jadi spin doctor, juga pernah muncul di Game of Thrones.

Lihat trailer Borgen season 1 di sini (nggak nemu yang versi bahasa Denmark).

 

6. Rita, Denmark

Image from here

Serial drama komedi ini udah saya tonton jauh sebelum pandemi. Tokoh utamanya, Rita, adalah guru SMP yang slenge'an, keras kepala, dan suka melanggar peraturan sekolah demi kepentingan muridnya. Dia bisa sangat ngeselin bagi koleganya maupun orang tua murid, tapi sangat disukai oleh para murid, bahkan kepala sekolah naksir berat sama dia.

Permasalahan yang Rita hadapi bukan hanya di sekolah, tapi juga di rumah dengan anak-anaknya dan dengan mantan suami. Suasana kota tempat Rita tinggal jarang kelihatan karena perjalanan Rita antara rumah dan sekolah singkat banget. Iya, soalnya rumahnya persis ada di belakang sekolah. Dia cuma perlu jalan lewat pintu tembus dari halaman sekolah ke rumahnya. Lucu juga idenya bikin setting begini! 

Trivia: pemeran Rita, Mille Dinesen, muncul beberapa episode di Borgen. Terus, Rita udah ada 5 season di Netflix.

Lihat trailer Rita season 1 di sini.


7. Call My Agent, Prancis

Image from here

Gara-gara nonton ini, saya sempat belajar bahasa Prancis di aplikasi Duolingo. Judul aslinya "Dix Pour Cent", yang artinya "10 Persen". Ceritanya berpusat pada agen-agen utama dari ASK, suatu perusahaan manajemen artis (talent agency). 10 Persen itu komisi yang mereka dapatkan untuk tiap kontrak artisnya. 

Di episode awal, mereka dikagetkan oleh kematian pemilik agensi. Persaingan antar agen makin menjadi-jadi. Ditambah lagi dengan konflik-konflik pribadi, situasi jadi makin runyam dan kelucuan demi kelucuan pun terjadi. Mulai dari Camille (anak di luar nikah yang dirahasikan oleh Mathias, salah satu agen ASK) yang malah bekerja di kantor ASK, sampai urusan pacar gelap, agen pacaran dengan artisnya, owner baru yang adu gengsi dengan Andrea, dan banyak lagi. Karakter masing-masing agen dan asisten mereka juga menambah seru. Dari yang galak sampai yang santai dan selalu ditemani anjing kecilnya, dari yang flirty sampai yang memendam hasrat untuk jadi artis, semua ada. 

Hampir setiap episode berjudulkan nama seorang artis beneran yang menjadi cameo, seperti Isabelle Adjani, Monica Bellucci, Juliette Binoche, dan Jean Reno. Kebayang kan, serial ini nggak kaleng-kaleng. Di sini digambarkan repotnya para agen ngurusin atau berusaha ngedapetin kontrak untuk artis-artis papan atas sampai artis pemula, gimana mereka bernegosiasi dengan produser film, bersaing dengan agensi lain yang suka main curang, dan ngejaga ego serta mood artis-artisnya supaya kontrak tetap menguntungkan.

Trivia: Camille Cottin, pemeran Andrea, agen favorit saya, juga main di serial "Mouche", yaitu versi Prancis untuk "Fleabag"nya Phoebe Waller-Bridge.

Hampir setiap milih film untuk saya tonton di festival-festival film Eropa atau film-film internasional lainnya, saya perhatikan Prancis selalu punya paling banyak pilihan film komedi. 

Lihat trailer season 1 di sini (nggak nemu yang gambarnya bagus, tapi yang penting ada teks Inggrisnya). 

Kalau tertarik sama bahasanya, lihat juga ulasan khusus tentang slang yang dipake dalam serial ini, di sini.


8. The Hookup Plan, Prancis

Image from here


Saya nonton ini sesudah kelar nonton "Emily In Paris" yang merupakan film Amerika dengan lokasi Paris. Langsung kerasa bedanya. Walaupun saya nggak benar-benar paham budaya Prancis, tapi rasanya "The Hook Up Plan" (aslinya "Plan Coeur") ini jauh lebih wajar, nggak berpretensi kayak Emily. Padahal, premisnya cukup nggak biasa: Elsa susah melupakan mantan pacarnya, lalu sahabatnya diam-diam menyewakan gigolo untuknya, Jules. Tapi Elsa sama sekali tidak tertarik untuk bercinta dengan pria tampan dan baik hati itu. Kelucuan demi kelucuan muncul ketika Elsa dan Jules mulai tumbuh rasa yang nggak biasa pada satu sama lain, tapi hubungan Elsa dengan sahabat-sahabatnya justru terancam putus karena ada ketidakjujuran. 

Ditambah lagi dengan konflik-konflik lain, seperti Charlotte si tukang pesta yang ingin memulai bisnis startup, Milou dengan kehamilan dan urusan rumah tangganya, dan Jules yang harus menyokong hidup ibunya sambil mengejar mimpinya jadi musisi, "The Hookup Plan" bikin saya 'hooked' sehingga cepat banget selesai nontonnya sampai 2 season. Plus, ada 1 episode lagi yang khusus menggambarkan kehidupan mereka saat lockdown, dan ada salah satu dari mereka yang kena COVID. Tebak siapa...

Lihat trailer The Hookup Plan season 1 di sini


9. Family Business, Prancis

Image from here

Bisnis daging sebuah keluarga baik-baik di Paris semakin terpuruk. Maka Joseph, anak pertama, meyakinkan keluarganya untuk banting setir bisnis ke marijuana karena, gosipnya, marijuana akan dilegalkan di Prancis. Begitu mereka sudah memulai bisnisnya, ternyata kebijakan itu tidak jadi disahkan! Tapi sudah terlambat untuk putar haluan, maka terpaksalah mereka melanjutkan bisnis marijuana ilegal itu. Masalah-masalah seperti digencet kartel bengis dan kucing-kucingan dengan polisi membuat banyak adegan lucu dan menegangkan! Ditambah lagi hubungan-hubungan romantis yang kurang perhitungan antara anggota keluarga dengan polisi ataupun anak pejabat, bikin segalanya makin runyam!

"Family Business" sudah ada 2 season di Netflix. Kalau lihat dari akhir season 2 sih, seharusnya akan ada lagi season berikutnya. Tapi entah kapan. Yang jelas, penulis serial ini saaangat jago bikin cliffhanger tiap episodenya. Hati-hati terjebak dalam perangkap bingewatching!

Trivia: Liliane Rovère, pemeran nenek, main juga di "Call My Agent" sebagai salah satu agen ASK.

Lihat trailer Family Business season 1 di sini.


10. Sex Education, Inggris

Image from here 

Seperti judulnya, serial komedi yang sudah ada 3 season ini memang banyak edukasi seksnya. Tapi, bukan pelajaran kayak di kelas Biologi gitu. Adalah Otis, seorang remaja cowok yang canggung dalam pergaulan, yang di-manage oleh teman sekolahnya, Maeve, untuk memberikan nasihat seks pada siapapun anak sekolah mereka yang membutuhkannya. Otis tahu semua teori itu bukan dari pengalaman pribadi, melainkan dari ibunya yang seorang terapis seks. Sejak kecil dia sudah terbiasa dengan pembicaraan dan buku-buku tentang seks di rumahnya. Namun begitu, apakah Otis sendiri akan mendapatkan pengalaman seksnya selama di sekolah? Apakah dia trauma karena pernah kepergok ibunya waktu bermasturbasi?

Teman-teman sekolah Otis bermacam ragamnya. Dari yang pintar tapi berandalan sampai yang bully tapi sensitif juga ada. Ibunya Otis, Dr Jean Milburn, diperankan oleh Gillian Anderson. Karakter ini salah satu karakter ibu terkeren di film yang pernah saya lihat, baik dari segi sikap maupun penampilannya. Rumah mereka juga, ya ampun, seperti vila di dataran tinggi yang asri dan menghadap ke danau. Setting film ini memang di kota kecil atau desa, tapi namanya fiktif, Moordale.

Lihat trailer Sex Education season 1 di sini


11. The Crown, Inggris

Image from here

Serial yang sudah ada 4 season ini mengangkat tema yang sudah sangat sering dijadikan film, serial, novel, dan lain-lain. Sepertinya dunia ini sangat terobsesi dengan keluarga kerajaan Inggris. Entah apa ini efek dari banyaknya negeri persemakmuran mereka di dunia, atau karena menjadi anggota keluarga kerajaan itu jadi impian waktu kita didongengkan tentang Cinderella, atau karena Lady Di selalu menjadi berita dan disayangi banyak orang di dunia semasa hidupnya? Maybe all of the above. 

Saya baru mulai menikmati serial ini di sekitar episode 4 season 1. Sebelumnya saya sudah hampir menyerah karena rasanya agak lamban. Tapi karena melihat antusiasme orang-orang dan ulasan yang bagus-bagus, saya penasaran juga untuk nonton terus. 

Kebenaran detail cerita serial ini entahlah berapa persen dibandingkan kehidupan aslinya. Saya bukan penggemar kerajaan Inggris yang selalu nyimak film fiksi maupun dokumenter tentang mereka. Tapi kalau misalnya memang lebih banyak kebenarannya, maka kita bisa belajar banyak tentang apa yang terjadi dalam keluarga kerajaan ini, dan bahwa menjadi anggota royal family itu tidaklah mudah dan tidaklah glamor semata. (Ratu Elizabeth II sudah naik tahta sejak 1952, kenapa sih istilah 'kerajaan' nggak diganti aja dengan 'keratuan'?) 

Tokoh-tokoh favorit saya di sini adalah Pangeran Philip, Putri Anne, dan Margaret Thatcher. Ketiga-tiganya berprestasi. Pangeran Philip, sayangnya, harus tunduk pada peraturan kerajaan dan tidak bisa melanjutkan kariernya di Angkatan Laut. Menjadi anggota keluarga kerajaan ternyata banyak sekali hal pribadi yang harus dikorbankan, dan ini berlaku bagi semua anggota. Putri Anne pernah menjadi atlet berkuda dan dia memenuhi tugasnya sebagai anggota keluarga kerajaan dengan baik. Sayangnya, pesonanya ketutup sama Lady Di yang lebih cantik, lebih modis, dan sikapnya manis ke semua orang. Munculnya Lady Di dan Margaret Thatcher (diperankan oleh Gillian Anderson) membuat saya menunggu-nunggu sekali season 4 beberapa bulan yang lalu. 

Serial ini mungkin memang ada dramatisasinya, tapi itu pula yang membuatnya tambah menarik untuk ditonton. 

Lihat trailer The Crown season 1 di sini

12. Peaky Blinders, Inggris

Image from here

Dari daftar ini ketara banget ya bahwa selera film saya berat ke drama komedi. Baiklah, sebagai penutup, saya ulas satu serial drama kriminal kesayangan, "Peaky Blinders". Nonton ini awalnya karena tokoh utamanya diperankan oleh aktor favorit, Cillian Murphy. Eh, ternyata ceritanya juga seru! Yaa harus tahan-tahanin dikit sih ngelihat banyak darah muncrat, leher digorok, badan dipukulin, ditembak beruntun, dan sebagainya. 

Jadi, Peaky Blinders ini nama geng keluarga Shelby yang terkenal akan aksi kriminalnya. Nama ini diambil dari geng kriminal betulan yang pernah ada di Birmingham, Inggris, sejak akhir tahun 1800an sampai awal 1900an. Aslinya, ada pentolan geng yang bernama Thomas (Thomas Gilbert), dan di film ini ketua geng namanya Thomas juga (aka Tom Shelby) yang diperankan Cillian itu tadi. Pakaian mereka juga meniru geng Peaky Blinders yang asli, yaitu pakai mantel panjang dan topi pet.

Tom Shelby digambarkan menanggung beban psikis akibat Perang Dunia I. Karakternya gloomy tapi juga paling disegani oleh kakak-adiknya, bahkan bibinya, Aunt Polly, sosok paling 'ibu' tapi juga sangat tangguh. (Trivia: pemeran Polly, Helen McCrory, baru saja meninggal di bulan April tahun ini karena kanker. Hiks.) Semua karakter di serial ini punya perkembangannya masing-masing. Tom, misalnya, dari ketua preman lama-lama merambah ke politik karena dia punya makin banyak duit dan kuasa. Namun begitu, cintanya pada Grace sulit padam walau orangnya udah ke mana. Sebagian anggota geng juga nggak bertahan hidup lama, karena ya memang begitulah nasibnya penjahat, pasti banyak musuh yang ingin balas dendam. 

Yang spesial lagi tentang "Peaky Blinders" adalah bintang tamunya atau pemeran tokoh-tokoh yang nggak begitu sering muncul tapi cukup penting untuk bergulirnya cerita, seperti Tom Hardy, Adrien Brody, Anya Taylor-Joy, dan Sam Claflin.

Kabarnya, produksi season 6 sudah hampir selesai. Buruan nonton season 1-5 biar nanti nggak ketinggalan! 

Lihat trailer Peaky Blinders season 1 di sini.


Sekian rekomendasi serial Eropa di Netflix dari saya. Sekali lagi, ini hanya berdasarkan yang saya sudah tonton dan emang suka. Kalau kamu ada rekomendasi lainnya, tuliskan di komen bawah ini, yaa! 



2 comments:

  1. Peaky Blinders ma fave~

    Menambahkan Dirk Gently (UK) yang comical, Dark (German), dan Trapped (crime series Iceland) di sini. Juga baru mulai nonton The Mire (Poland), kayaknya menarik.

    ReplyDelete
    Replies
    1. maacih kaaak! nanti aku cek2 ah.
      btw yg di hutan Swedia dulu kamu pernah cerita itu apa judulnya? film lepas atau serial ya?

      Delete